Blog Anak Rantau™
rizal.bolarace@gmail.com
Dia dan waktu
Di ujung lembayun senja
Lamunan berhenti di bayangmu
Bayang yang selalu menjadi mimpi
Pada hati yang menunggu
Di gelapnya temaram bulan
Khayalanku jatuh di dirimu
Sosok yang terus melekat dalam jiwa
Bersama rindu yang mendera
Di terbitnya sang fajar
Pikiranku masih tentangmu
Pada diri yang tertanam di relung
Yang menjadi paruhan hidup
Lamunan berhenti di bayangmu
Bayang yang selalu menjadi mimpi
Pada hati yang menunggu
Di gelapnya temaram bulan
Khayalanku jatuh di dirimu
Sosok yang terus melekat dalam jiwa
Bersama rindu yang mendera
Di terbitnya sang fajar
Pikiranku masih tentangmu
Pada diri yang tertanam di relung
Yang menjadi paruhan hidup
Tak Tergapai
Berdiri dengan sedikit Cahaya temaram
tuk Menanti Dia yang Kembali
Perlahan mendekat,tanpa berucap
Hanya berdiam saling menatap melempar tanya…
\”Mengapa Kau masih disitu?\”
\”Hanya untuk menjagamu dari kejauhan\”
Gelap itu menutup tetes pedih yang tak tersampaikan
Ingin kembali meraih genggaman jemari yang pernah ada
Ia bersembunyi dalam Hati
Menahan desir mimpi yang dulu sebuah Janji
\”Takkan ada yang berubah\”
\”Bukan waktu yang mengubah,sadarilah dalam Hati\”
Semakin gelap saja langit hitamkan wajah yang ngelangut sepi
Dia ada dalam dekat sudut mata
Tak bisa menggapainya
Tuk membawa kembali dalam dunia yang masih tersisa rindu
Hentikan!
Berlari membawa kenangan…Lepaskan!
Buanglah coretan yang pernah tersimpan…
Tenggelam ke atas dunia yang penyendiri
dan Kembali mendekap dalam sebuah Kotak tak berdinding
Hingga,larutkan jeritan parau sesak dada karena Dia
tuk Menanti Dia yang Kembali
Perlahan mendekat,tanpa berucap
Hanya berdiam saling menatap melempar tanya…
\”Mengapa Kau masih disitu?\”
\”Hanya untuk menjagamu dari kejauhan\”
Gelap itu menutup tetes pedih yang tak tersampaikan
Ingin kembali meraih genggaman jemari yang pernah ada
Ia bersembunyi dalam Hati
Menahan desir mimpi yang dulu sebuah Janji
\”Takkan ada yang berubah\”
\”Bukan waktu yang mengubah,sadarilah dalam Hati\”
Semakin gelap saja langit hitamkan wajah yang ngelangut sepi
Dia ada dalam dekat sudut mata
Tak bisa menggapainya
Tuk membawa kembali dalam dunia yang masih tersisa rindu
Hentikan!
Berlari membawa kenangan…Lepaskan!
Buanglah coretan yang pernah tersimpan…
Tenggelam ke atas dunia yang penyendiri
dan Kembali mendekap dalam sebuah Kotak tak berdinding
Hingga,larutkan jeritan parau sesak dada karena Dia
Seharusnya
Seharusnya,
Aku tak pernah bilang selalu Mencintaimu
karna, Aku merasa tak pernah bisa Bahagiakanmu
Seharusnya,
Aku takkan berkata bahwa Ku Sayang Kamu
karna, Aku berpikir tak bisa berikan apa yang Kau mau
Seharusnya,
Aku mencoba mengerti apa yang Kau rasakan
karna, Aku ingin melengkapi Hidupmu
Seharusnya,
Aku sadar diri saat bersamamu
sebab, Aku tak mampu buat Kau tersenyum
Seharusnya,
Kau pun memahami Aku yang jauh dari sempurna
sebab, Aku tak seperti mereka yang kau puja
Seharusnya,
Aku membunuh perasaan ini jauh sebelum mengenalmu
karna, Aku hidup tanpa tahu arti Kasih Sayang
Aku tak pernah bilang selalu Mencintaimu
karna, Aku merasa tak pernah bisa Bahagiakanmu
Seharusnya,
Aku takkan berkata bahwa Ku Sayang Kamu
karna, Aku berpikir tak bisa berikan apa yang Kau mau
Seharusnya,
Aku mencoba mengerti apa yang Kau rasakan
karna, Aku ingin melengkapi Hidupmu
Seharusnya,
Aku sadar diri saat bersamamu
sebab, Aku tak mampu buat Kau tersenyum
Seharusnya,
Kau pun memahami Aku yang jauh dari sempurna
sebab, Aku tak seperti mereka yang kau puja
Seharusnya,
Aku membunuh perasaan ini jauh sebelum mengenalmu
karna, Aku hidup tanpa tahu arti Kasih Sayang
*Kerina Setya Dinata*
Yang terasa kini sangat memilukan.
Namun, senyuman ini takkan pecah.
Ku abadikan tiap guratnya dicermin,
supaya kelak dapat kutatap kembali
Aku tak pernah memaki kepedihan,
Sebab aku tahu semua adalah ujian.
Ditengah kilat aku bersimpuh,
Tuhan, Hanya untuk meminta belas kasihan.
Kusingkap lembaran buku kehidupan,
Penuh den...